TUGAS
MATRIKULASI
ISU
MUTAKHIR SENI RUPA
(MENGANALISIS
KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI YANG MEMILIKI NILAI MUTAKHIR)
TUGAS
PEMBANDING
OLEH :
SUKARDI
PENDIDIKAN
SENI RUPA
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI MAKASSAR
Menganalisis
(Mendeskripsikan ) Sebuah Karya 3 Dimensi Yang Memiliki Nilai-Nilai
Kemuktahiran Sebagai Pembanding Tugas-Tugas Sebelumnya !
PEMBAHASAN
Sebagai
mana yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa karya seni merupakan hasil
penciptaan terhadap benda, termasuk karya sastra atau musik, yang mengandung
nilai artistik maupun estetis dan merupakan barang orisinil yang bukan
merupakan suatu barang salinan atau tiruan. Karya Seni berarti Unsur-unsur yang
membentuk mekanis, seperti jenis, bukti, dan ilustrasi, Produksi benda-benda
seni atau kerajinan, dan bisa juga berarti Benda jadi yang diproduksi.
Adapun
pengertian tentang karya seni 3 dimensi (karya seni rupa 3 dimensi adalah seni rupa yang dibatasi dengan 3 sisi yaitu sisi
panjang, sisi lebar dan tinggi atau dalam pengertiannya yaitu karya seni yang
memilki volume dan ada di dalam sebuah ruang. Dalam bahasa sederhananya yaitu
karya seni yang mempunyai volume dan menempati sebuah ruang. Sehingga unsur
ruang inilah yang menjadi pembeda antara karya seni rupa 2 dimensi dan 3
dimensi. Selanjutnya seni 3 dimensi terus mengalami perubahan, baik dari sudut
pandang, model ruang, pola berkarya hingga jenisnya.
Berikut
ini merupakan karya yang mutakhir 3 dimensi menurut saya pada zaman sekarang
ini yang kemudian akan diikuti dengan penjelasan alasan dibalik nilai-nilai
kemuktahiran dari karya yang saya paparkan serta perbandingannya dengan karya 2
dimensi yang telah dibuat sebelumnya.
Displayed at the White in the East Garden
Room for the Holiday Season 2013
Karya : Isaac Salazar
A.
Deskripsi
Karya 3 Dimensi
Objek
di atas merupakan karya dari seorang akuntan bernama Isaac G. Salazar. Isaac G.
Salazar adalah seniman dari kreatif buku yang kemudian diolah menjadi
barang-barang bernilai seni. Dia telah menciptakan ini sejak Oktober 2009.
Sejak saat itu Isaac membuat banyak karya seni. Dia sangat sabar mengerjakan
kesenian ini meskipun butuh waktu yang lama. Butuh waktu sekitar 3 hari untuk
menyelesaikan karya yang sederhana dan sampai 2 minggu ketika bekerja dengan
karya yang lebih rumit. Beberapa proyek membutuhkan potongan kecil dan beberapa
buku mungkin disemprot untuk melindungi warnanya agar tidak pudar.
Inspirasinya berasal dari banyak hal
dan tempat - seperti browsing bagian buku bekas untuk judul yang menonjol
baginya. Dia mencoba membuat korelasi antara judul buku dan simbol yang dia
buat di dalam halaman mereka, seperti simbol daur ulang yang dibuat dalam buku
berjudul "Dunia Tanpa Pohon".
Dengan mengambil buku yang
seharusnya berakhir di tempat pembuangan akhir dan mengubahnya menjadi seni,
dia mendapat kepuasan sehingga hobinya bisa berkontribusi mengurangi sampah.
Nama dan kata-kata khusus dalam buku-buku yang memiliki makna pribadi membuat
banyak hadiah baginya. Dia jarang menggunakan buku baru, kecuali ditugaskan ke
sana. Baru-baru ini dia telah berkelana ke logo dan simbol dan ingin mengejar objek
ini lebih banyak lagi.
Alasannya memilih buku sebagai media
adalah benar-benar karena di zaman sekarang ini tablet teknologi berkembang,
buku ini perlahan menjadi jenis yang mulai ditinggalkan dan juga mulai sekarat.
Ada begitu banyak buku yang beredar di dunia ini sehingga sangat memalukan jika
melihat "kanvas kosong" semacam itu dibuang menurutnya.
Dengan mengubah buku-buku ini
menjadi karya seni dan menampilkan kata-kata atau simbol yang mengilhami, dia
merasa bahwa dapat memberikan kehidupan dan tujuan baru untuk buku-buku ini dan
yang lebih penting memberi orang alasan untuk sekali lagi melihat-lihat buku
dalam cahaya baru.
B.
Analisis
berdasarkan aspek-aspek seni rupa
a. Wujud
Wujud visual karya seni rupa merupakan
wadah sedangkan yang ada di dalamnya disebut isi. Apa yang dapat kita respons
secara indriawi dari sebuah karya seni rupa adalah aspek wujud fisiknya.
Feldman membedakan wujud visual menjadi bentuk dan struktur estetis. Bentuk
adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena unsur ruang dan volume. Sedang
struktur estetis adalah konfigurasi suatu karya seni rupa sebagai keseluruhan
hubungan dari unsur-unsur visual (titik, garis, bidang, warna, tekstur, cahaya,
volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur visual dengan unsur lain (gerak,
bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan pengaturan tertentu sehingga tercipta
suatu keutuhan atau harmoni.
Wujud dari karya di atas merupakan
objek 3 dimensi yakni berupa buku- buku bekas yang tidak dipergunakan lagi.
Penggunaan buku ke dalam kerajinan 3 dimensi tersebut menghasilkan karya yang
sungguh memikat hati. Buku yang merupakan objek sederhana yang hanya berupa
kotak dapat disulap menjadi karya seni 3 dimensi yang indah dan artistik berkat
kreasi tangan dari isaac s. Salazar. Bentuk yang artistik dapat dilihat dari
bentuk objek yang dihasilkan yang biasanya Isaac Salazar menggunakan kata-kata
dan simbol dalam setiap karyanya
b. Isi
Isi atau ideoplastik adalah aspek ide
gagasan atau tema yang ada dalam karya seni rupa. Makna dapat dibedakan menjadi
makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif bersifat objektif dan
dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih
besifat subjektif dan lebih berkaitan dengan perasaan serta makna
simbolik/tersirat.
Adapun ide gagasan dan tema yang
sering dituangkan Isaac Salazar dalam karyanya adalah berupa kata- kata yang
bisa memunculkan penafsiran sendiri bagi orang yang melihatnya. Dia sengaja
menggambarkan objek kata-kata dalam karyanya untuk mengingatkan sesorang bahwa
buku merupakan hal penting untuk dibaca dan bukan hanya sekedar pajangan yang
jika tidka dibutuhkan lagi maka akan dibuang. Isaac Salazar Sengaja menciptakan
karyanya berawal dari hobinya melipat-lipat buku kemudian dia terinspirasi dari
Seni origami dari jepang kemudian diapun mencoba menciptakan karya dari buku-buku
bekas. Berawal dari hobinya tersebut dia bisa menciptakan karya yang artistik
yang kemudian diikuti oleh beberapa orang tertentu.
C.
Analisis
berdasarkan unsur-unsur seni rupa
Karya
dia atas merupakan karya seni 3 dimensi di mana karya tersebut memiliki
panjang, lebar, tinggi dan menempati satu ruangan tertentu. Meskipun wujud dari
karya tersebut dinikmati dari depan saja namun tidak bisa dikategorikan 2
dimensi karena dapat kita lihat di karya bahwa objek tersebut memiliki bentuk
dan kedalaman tertentu yang menyebabkan kerajinan tersebut masuk dalam kategori
karya 3 dimensi.
Menganalisis dari bentuk karya
berdasarkan unsur-unsur seni rupa seperti garis bahwa aplikasi garis dalam
kerajinan tersebut bersifat semu artinya garis terbentuk dari perpotongan
antara objek pada karya dengan bidang yang sekaligus juga merupakan objek
keseluruhan dari karya.
Dari segi tekstur sudah dapat kita
tebak bahwa teksturnya sesuai dengan pengamatan secara langsung. hampir sama
dengan tekstur buku pada umumnya yang terkesan halus tapi untuk yang terdapat
pada karya, teksturnya agak sedikit kasar karena bagian dari setiap halaman
pada karya tersebut dilakukan pelipatan yang memunculkan sedikit kesan kasar
akibat dari pertemuan setiap ujung-ujung buku. Untuk segi warna objek mengikuti
warna dasar dari objek yang akan dibuat yaitu warna buku pada umumnya.
D.
Analisis
berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa
Dari
segi kesatuan (unity) karya di atas memiliki pertautan yang saling berkaitan
satu sama lain. Meskipun terdiri dari 3 buku akan tetapi ketiganya memiliki
keterikatan sehingga bisa dihitung sebagai sebuah karya saja. Jika dibaca
keseluruhan objek di atas maka akan berbunyi “Share Your Story” yang berarti
bagikan cerita kamu. Karya seni ini sengaja dipajang di sudut suatu tempat
wisata sebagai bahan objek artistik sekaligus sebagai bahan sapaan bagi
pengunjung objek wisata tersebut.
Dari segi keselarasan ( harmoni) dan
irama (rhytm) karya seni tersebut terlihat sangat selaras dengan bentuk jenis
huruf yang diterapkan pada objek dan irama yang harmoni berkat pemilihan jenis
huruf yang indah dan cukup mudah untuk dibaca. Sedangkan penekanannya (kontras)
terlihat cukup jelas di mana dapat dilihat dari tingkat kedalaman setiap huruf
dengan bidang cukup dalam sehingga mudah untuk dibaca.
Untuk proporsi dan keseraian pada
objek kerajinan tersebut cukup baik posisinya dimana penempatan setiap hurup
sudah ada pada perbandingan yang tepat, tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil jika di skalakan dengan objek. Sedangkan untuk komposisinya tidka banyak
yang bisa diharapakan karena karya seni ini hanya diolah dari buku-buku bekas
tanpa menambahkan aksesoris tertentu.
E.
Analisis
berdasarkan teknik pembuatan.
Karya
seni ini menggunakan buku-buku bekas yang tidak dipergunakan lagi. Isaac S.
Salazar memanfaatkan buku-buku tersebut dan mengelolahnya menjadi karya seni
yang bernilai artistik dan juga memiliki nilai jual tertentu.
Proses pembuatan karyanya dimulai dari
pembuatan desain, baik itu desain manual menggunakan peralatan tulis-menulis
maupun menggunakan program komputer seperti ms. Office atau pengelola grafis
seperti corel draw atau photoshop. Namun untuk pembuatan karya dari Isaac
Salazar kebanyakan menggunakan cara manual dalam membuat karyanya. Penggunaan
komputer dalam karya tersebut baru setelah kebanyakan orang mencontek dalam
mengikuti membuat karya yang mirip dengan karya Isaac Salazar.
Bentuk tulisan sengaja didesain sesuai
dengan bentuk objek yang akan diwujudkan. Perhitungan yang cermat mulai dilakukan
dengan melakukan pembagian disetiap hurup berdasarkan jumlah lembar pada buku
tersebut yang akan ditempati sebagai penempatan aplikasi tulisan. Setelah
semuanya selesai dengan perhitungan yang matang, maka dimulailah pelipatan dari
awal sampai akhir.
Dalam pelipatan apabila terdapat huruf
yang lebih rumit maka dilakukan pelipatan silang dengan maksud dapat
memunculkan setiap objek dan terbentuk huruf yang sempurna . Apabila
memunculkan objek yang dalam maka dilakukan pengguntingan. Proses pengerjaan
dilakukan seteliti dan secermat mungkin sehingga terciptalah karya yang
artistik dan indah.
F.
Analisis
berdasarkan makna karya 3 dimensi.
Setiap
orang kadang memiliki cara unik tersendiri dalam mengelola suatu karya sehingga
bernilai seni. Ada yang sekedar hobi dalam menciptakan suatu karya untuk
kepuasan batin tersendiri namun ada juga yang menciptakan karya untuk bisa
bernilai manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
Namun karya yang diciptakan oleh Isaac
Salazar ini adalah perpaduan antara kepuasan batin dan manfaat yang bisa
dihasilkan dari setiap karyanya. Dia menciptakan karya atas keprihatinan bahwa
buku sudah mulai dianaktirikan seiring dengan perkembangan teknologi yang
semakin maju sehingga kebayakan orang lebih memilih untuk menggunakan teknologi
seperti tab dan smartphone dalam membaca setiap informasi.
Adapun makna dari penciptaan setiap
karya kerajinan yang telah digelutinya yakni pemberian contoh untuk setiap
bahan produk yang tidak digunakan lagi untuk bisa didaur ulang. Buku merupakan
salah satu contoh produk yang apabila telah lawas maka orang sudah tidak mau
menggunakannya lagi. Maka dari itu Isaac Salazar membuat satu inovasi untuk
mendaur ulang buku-buku tersebut sehingga bernilai artistik. Kedua, Kemajuan
teknologi semakin menjauhkan manusia dari cara-cara manual seperti menggunakan
buku sebagai bahan bacaan. Padahal buku lebih memiliki nilai yang tinggi dalam
hal pembelajaran. Alasannya dengan bku kita bisa fokus membaca setiap informasi
dan ilmu yang ada di dalamnya. Beebeda dengan teknologi smartphone ataupun
tablet yang lebih banyak mengandung sisi negatif seperti hilangnya fokus ketika
membaca setiap informasi dan sosial media tiba-tiba masuk lain lagi dengan
radiasi dari perangkat elektronik serta kegunaan portabilitas tersebut tidak
bisa digunakan ketika baterainya habis.
G.
Analisis
Analisis nilai-nilai kemuktahiran dalam karya 3 dimensi.
Karya 3 dimensi di atas merupakan kaya
yang mutakhir. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya mejadikan karya
tersebut adalah salah satu karya yang mutakhir adalah sebagai berikut :
a. Mutakhir
dari teknik Pembuatan
Teknik dalam pembuatan karya diatas
sangat berbeda menurut saya dari pada menciptakan karya-karya seni kriya
lainnya. Karya tersebut menggunakan teknik aplikasi dalam setiap penciptaan
karyanya yakni proses melipat setiap bagian lembar kertas disertai dengan
pengguntingan bagian tertentu. Kemudian dlam penciptaan karya memakan waktu
yang cukup lama yakni sebuah buku untuk objek sederhana memerlukan waktu
minimal 2 hari dan untuk karya yang rumit memerlukan waktu hingga
berminggu-minggu. Selain itu hal yang menjadikan karya tersebut semakin
kompleks adalah dilakukan dengan teliti dan cermat serta dengan perhitungan
sistematis baik menggunakan cara manual maupun elektronik. Perhitungan yang
cermat dengan setiap huruf yang disesuaikan dengan jumlah lembar pada kertas
yang telah dihitung sebelumnya serta waktu yang cukup lama menjadikan karya ini
mutakhir menurut saya dalam hal teknik.
b. Mutakhir
dalam ketidaklaziman
Kedua
adalah mutakhir ketidaklaziman yang mana telah kita ketahui bahwa buku
seharusnya merupakan bahan bacaan untuk menambah ilmu dan pengetahuan tapi berdasarkan
karya ini buku tidak lagi sebagai bahan bacaan tetapi hanya berfungsi sebagai
barang seni yang artistik buku tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk membaca
karena sudah dilakukan perekatan di setiap lembar buku.
c. Mutakhir
dalam segi ide
Hal
yang merupakan mutakhir karya ini selanjutnya menurut saya adalah dalam hal ide
atau gagasan Isaac Salazar dalam menciptakan karya tersebut. Menurut saya, ini
adalah ide yang mutakhir dalam berkampanye tentang pentingnya buku-buku bacaan
dalam menambah ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan buku cetak lawas tersebut
melalui kata- kata motivasi yang sering digunakan Isaac Salazar dalam karyanya
akan membangkitkan motivasi orang akan pentingnya buku sebagai bahan bacaan.
Kemudian, ide kedua yang mutakhir lewat karya ini adalah ide dalam mendaur
ulang barang-barang lawas yang tidak memiliki nilai fungsional lagi. Dari pada
berujung di tempat sampah dan menambah pencemaran lingkungan maka akan lebih
baik jika diciptakan dalam suatu karya seni yang bernilai artistik. Dengan
penerapan ide tersebut maka diharapkan orang bisa juga menemukan ide lain untuk
mendaur ulang sampah dengan objek yan berbeda.
REFERENSI