Sunday, December 31, 2017

ANALISIS KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI YANG MEMILIKI NILAI MUTAKHIR (Isu mutakhir seni rupa Bagian 3)

TUGAS MATRIKULASI
ISU MUTAKHIR SENI RUPA
(MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI YANG MEMILIKI NILAI MUTAKHIR)

TUGAS PEMBANDING







OLEH :
SUKARDI








PENDIDIKAN SENI RUPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Menganalisis (Mendeskripsikan ) Sebuah Karya 3 Dimensi Yang Memiliki Nilai-Nilai Kemuktahiran Sebagai Pembanding Tugas-Tugas Sebelumnya !

PEMBAHASAN

Sebagai mana yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa karya seni merupakan hasil penciptaan terhadap benda, termasuk karya sastra atau musik, yang mengandung nilai artistik maupun estetis dan merupakan barang orisinil yang bukan merupakan suatu barang salinan atau tiruan. Karya Seni berarti Unsur-unsur yang membentuk mekanis, seperti jenis, bukti, dan ilustrasi, Produksi benda-benda seni atau kerajinan, dan bisa juga berarti Benda jadi yang diproduksi.
Adapun pengertian tentang karya seni 3 dimensi (karya seni rupa 3 dimensi adalah seni rupa yang dibatasi dengan 3 sisi yaitu sisi panjang, sisi lebar dan tinggi atau dalam pengertiannya yaitu karya seni yang memilki volume dan ada di dalam sebuah ruang. Dalam bahasa sederhananya yaitu karya seni yang mempunyai volume dan menempati sebuah ruang. Sehingga unsur ruang inilah yang menjadi pembeda antara karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi. Selanjutnya seni 3 dimensi terus mengalami perubahan, baik dari sudut pandang, model ruang, pola berkarya hingga jenisnya.

Berikut ini merupakan karya yang mutakhir 3 dimensi menurut saya pada zaman sekarang ini yang kemudian akan diikuti dengan penjelasan alasan dibalik nilai-nilai kemuktahiran dari karya yang saya paparkan serta perbandingannya dengan karya 2 dimensi yang telah dibuat sebelumnya.

"Share Your Story" 
Displayed at the White in the East Garden Room for the Holiday Season  2013 
Karya : Isaac Salazar

A.           Deskripsi Karya 3 Dimensi
          Objek di atas merupakan karya dari seorang akuntan bernama Isaac G. Salazar. Isaac G. Salazar adalah seniman dari kreatif buku yang kemudian diolah menjadi barang-barang bernilai seni. Dia telah menciptakan ini sejak Oktober 2009. Sejak saat itu Isaac membuat banyak karya seni. Dia sangat sabar mengerjakan kesenian ini meskipun butuh waktu yang lama. Butuh waktu sekitar 3 hari untuk menyelesaikan karya yang sederhana dan sampai 2 minggu ketika bekerja dengan karya yang lebih rumit. Beberapa proyek membutuhkan potongan kecil dan beberapa buku mungkin disemprot untuk melindungi warnanya agar tidak pudar.
            Inspirasinya berasal dari banyak hal dan tempat - seperti browsing bagian buku bekas untuk judul yang menonjol baginya. Dia mencoba membuat korelasi antara judul buku dan simbol yang dia buat di dalam halaman mereka, seperti simbol daur ulang yang dibuat dalam buku berjudul "Dunia Tanpa Pohon".
            Dengan mengambil buku yang seharusnya berakhir di tempat pembuangan akhir dan mengubahnya menjadi seni, dia mendapat kepuasan sehingga hobinya bisa berkontribusi mengurangi sampah. Nama dan kata-kata khusus dalam buku-buku yang memiliki makna pribadi membuat banyak hadiah baginya. Dia jarang menggunakan buku baru, kecuali ditugaskan ke sana. Baru-baru ini dia telah berkelana ke logo dan simbol dan ingin mengejar objek ini lebih banyak lagi.
            Alasannya memilih buku sebagai media adalah benar-benar karena di zaman sekarang ini tablet teknologi berkembang, buku ini perlahan menjadi jenis yang mulai ditinggalkan dan juga mulai sekarat. Ada begitu banyak buku yang beredar di dunia ini sehingga sangat memalukan jika melihat "kanvas kosong" semacam itu dibuang menurutnya.
            Dengan mengubah buku-buku ini menjadi karya seni dan menampilkan kata-kata atau simbol yang mengilhami, dia merasa bahwa dapat memberikan kehidupan dan tujuan baru untuk buku-buku ini dan yang lebih penting memberi orang alasan untuk sekali lagi melihat-lihat buku dalam cahaya baru.
B.            Analisis berdasarkan aspek-aspek seni rupa

a.  Wujud
          Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangkan yang ada di dalamnya disebut isi. Apa yang dapat kita respons secara indriawi dari sebuah karya seni rupa adalah aspek wujud fisiknya. Feldman membedakan wujud visual menjadi bentuk dan struktur estetis. Bentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena unsur ruang dan volume. Sedang struktur estetis adalah konfigurasi suatu karya seni rupa sebagai keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik, garis, bidang, warna, tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur visual dengan unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan pengaturan tertentu sehingga tercipta suatu keutuhan atau harmoni.
          Wujud dari karya di atas merupakan objek 3 dimensi yakni berupa buku- buku bekas yang tidak dipergunakan lagi. Penggunaan buku ke dalam kerajinan 3 dimensi tersebut menghasilkan karya yang sungguh memikat hati. Buku yang merupakan objek sederhana yang hanya berupa kotak dapat disulap menjadi karya seni 3 dimensi yang indah dan artistik berkat kreasi tangan dari isaac s. Salazar. Bentuk yang artistik dapat dilihat dari bentuk objek yang dihasilkan yang biasanya Isaac Salazar menggunakan kata-kata dan simbol dalam setiap karyanya
b.  Isi
          Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam karya seni rupa. Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif bersifat objektif dan dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih besifat subjektif dan lebih berkaitan dengan perasaan serta makna simbolik/tersirat.
          Adapun ide gagasan dan tema yang sering dituangkan Isaac Salazar dalam karyanya adalah berupa kata- kata yang bisa memunculkan penafsiran sendiri bagi orang yang melihatnya. Dia sengaja menggambarkan objek kata-kata dalam karyanya untuk mengingatkan sesorang bahwa buku merupakan hal penting untuk dibaca dan bukan hanya sekedar pajangan yang jika tidka dibutuhkan lagi maka akan dibuang. Isaac Salazar Sengaja menciptakan karyanya berawal dari hobinya melipat-lipat buku kemudian dia terinspirasi dari Seni origami dari jepang kemudian diapun mencoba menciptakan karya dari buku-buku bekas. Berawal dari hobinya tersebut dia bisa menciptakan karya yang artistik yang kemudian diikuti oleh beberapa orang tertentu.
C.           Analisis berdasarkan unsur-unsur seni rupa
          Karya dia atas merupakan karya seni 3 dimensi di mana karya tersebut memiliki panjang, lebar, tinggi dan menempati satu ruangan tertentu. Meskipun wujud dari karya tersebut dinikmati dari depan saja namun tidak bisa dikategorikan 2 dimensi karena dapat kita lihat di karya bahwa objek tersebut memiliki bentuk dan kedalaman tertentu yang menyebabkan kerajinan tersebut masuk dalam kategori karya 3 dimensi.
          Menganalisis dari bentuk karya berdasarkan unsur-unsur seni rupa seperti garis bahwa aplikasi garis dalam kerajinan tersebut bersifat semu artinya garis terbentuk dari perpotongan antara objek pada karya dengan bidang yang sekaligus juga merupakan objek keseluruhan dari karya.
          Dari segi tekstur sudah dapat kita tebak bahwa teksturnya sesuai dengan pengamatan secara langsung. hampir sama dengan tekstur buku pada umumnya yang terkesan halus tapi untuk yang terdapat pada karya, teksturnya agak sedikit kasar karena bagian dari setiap halaman pada karya tersebut dilakukan pelipatan yang memunculkan sedikit kesan kasar akibat dari pertemuan setiap ujung-ujung buku. Untuk segi warna objek mengikuti warna dasar dari objek yang akan dibuat yaitu warna buku pada umumnya.
D.           Analisis berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa
          Dari segi kesatuan (unity) karya di atas memiliki pertautan yang saling berkaitan satu sama lain. Meskipun terdiri dari 3 buku akan tetapi ketiganya memiliki keterikatan sehingga bisa dihitung sebagai sebuah karya saja. Jika dibaca keseluruhan objek di atas maka akan berbunyi “Share Your Story” yang berarti bagikan cerita kamu. Karya seni ini sengaja dipajang di sudut suatu tempat wisata sebagai bahan objek artistik sekaligus sebagai bahan sapaan bagi pengunjung objek wisata tersebut.
          Dari segi keselarasan ( harmoni) dan irama (rhytm) karya seni tersebut terlihat sangat selaras dengan bentuk jenis huruf yang diterapkan pada objek dan irama yang harmoni berkat pemilihan jenis huruf yang indah dan cukup mudah untuk dibaca. Sedangkan penekanannya (kontras) terlihat cukup jelas di mana dapat dilihat dari tingkat kedalaman setiap huruf dengan bidang cukup dalam sehingga mudah untuk dibaca.
          Untuk proporsi dan keseraian pada objek kerajinan tersebut cukup baik posisinya dimana penempatan setiap hurup sudah ada pada perbandingan yang tepat, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil jika di skalakan dengan objek. Sedangkan untuk komposisinya tidka banyak yang bisa diharapakan karena karya seni ini hanya diolah dari buku-buku bekas tanpa menambahkan aksesoris tertentu.
E.            Analisis berdasarkan teknik pembuatan.
          Karya seni ini menggunakan buku-buku bekas yang tidak dipergunakan lagi. Isaac S. Salazar memanfaatkan buku-buku tersebut dan mengelolahnya menjadi karya seni yang bernilai artistik dan juga memiliki nilai jual tertentu.
          Proses pembuatan karyanya dimulai dari pembuatan desain, baik itu desain manual menggunakan peralatan tulis-menulis maupun menggunakan program komputer seperti ms. Office atau pengelola grafis seperti corel draw atau photoshop. Namun untuk pembuatan karya dari Isaac Salazar kebanyakan menggunakan cara manual dalam membuat karyanya. Penggunaan komputer dalam karya tersebut baru setelah kebanyakan orang mencontek dalam mengikuti membuat karya yang mirip dengan karya Isaac Salazar.
          Bentuk tulisan sengaja didesain sesuai dengan bentuk objek yang akan diwujudkan. Perhitungan yang cermat mulai dilakukan dengan melakukan pembagian disetiap hurup berdasarkan jumlah lembar pada buku tersebut yang akan ditempati sebagai penempatan aplikasi tulisan. Setelah semuanya selesai dengan perhitungan yang matang, maka dimulailah pelipatan dari awal sampai akhir.
          Dalam pelipatan apabila terdapat huruf yang lebih rumit maka dilakukan pelipatan silang dengan maksud dapat memunculkan setiap objek dan terbentuk huruf yang sempurna . Apabila memunculkan objek yang dalam maka dilakukan pengguntingan. Proses pengerjaan dilakukan seteliti dan secermat mungkin sehingga terciptalah karya yang artistik dan indah.
F.            Analisis berdasarkan makna karya 3 dimensi.
          Setiap orang kadang memiliki cara unik tersendiri dalam mengelola suatu karya sehingga bernilai seni. Ada yang sekedar hobi dalam menciptakan suatu karya untuk kepuasan batin tersendiri namun ada juga yang menciptakan karya untuk bisa bernilai manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
          Namun karya yang diciptakan oleh Isaac Salazar ini adalah perpaduan antara kepuasan batin dan manfaat yang bisa dihasilkan dari setiap karyanya. Dia menciptakan karya atas keprihatinan bahwa buku sudah mulai dianaktirikan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga kebayakan orang lebih memilih untuk menggunakan teknologi seperti tab dan smartphone dalam membaca setiap informasi.
          Adapun makna dari penciptaan setiap karya kerajinan yang telah digelutinya yakni pemberian contoh untuk setiap bahan produk yang tidak digunakan lagi untuk bisa didaur ulang. Buku merupakan salah satu contoh produk yang apabila telah lawas maka orang sudah tidak mau menggunakannya lagi. Maka dari itu Isaac Salazar membuat satu inovasi untuk mendaur ulang buku-buku tersebut sehingga bernilai artistik. Kedua, Kemajuan teknologi semakin menjauhkan manusia dari cara-cara manual seperti menggunakan buku sebagai bahan bacaan. Padahal buku lebih memiliki nilai yang tinggi dalam hal pembelajaran. Alasannya dengan bku kita bisa fokus membaca setiap informasi dan ilmu yang ada di dalamnya. Beebeda dengan teknologi smartphone ataupun tablet yang lebih banyak mengandung sisi negatif seperti hilangnya fokus ketika membaca setiap informasi dan sosial media tiba-tiba masuk lain lagi dengan radiasi dari perangkat elektronik serta kegunaan portabilitas tersebut tidak bisa digunakan ketika baterainya habis.
G.           Analisis Analisis nilai-nilai kemuktahiran dalam karya 3 dimensi.
          Karya 3 dimensi di atas merupakan kaya yang mutakhir. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya mejadikan karya tersebut adalah salah satu karya yang mutakhir adalah sebagai berikut :
a.  Mutakhir dari teknik Pembuatan
Teknik dalam pembuatan karya diatas sangat berbeda menurut saya dari pada menciptakan karya-karya seni kriya lainnya. Karya tersebut menggunakan teknik aplikasi dalam setiap penciptaan karyanya yakni proses melipat setiap bagian lembar kertas disertai dengan pengguntingan bagian tertentu. Kemudian dlam penciptaan karya memakan waktu yang cukup lama yakni sebuah buku untuk objek sederhana memerlukan waktu minimal 2 hari dan untuk karya yang rumit memerlukan waktu hingga berminggu-minggu. Selain itu hal yang menjadikan karya tersebut semakin kompleks adalah dilakukan dengan teliti dan cermat serta dengan perhitungan sistematis baik menggunakan cara manual maupun elektronik. Perhitungan yang cermat dengan setiap huruf yang disesuaikan dengan jumlah lembar pada kertas yang telah dihitung sebelumnya serta waktu yang cukup lama menjadikan karya ini mutakhir menurut saya dalam hal teknik.


b. Mutakhir dalam ketidaklaziman
            Kedua adalah mutakhir ketidaklaziman yang mana telah kita ketahui bahwa buku seharusnya merupakan bahan bacaan untuk menambah ilmu dan pengetahuan tapi berdasarkan karya ini buku tidak lagi sebagai bahan bacaan tetapi hanya berfungsi sebagai barang seni yang artistik buku tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk membaca karena sudah dilakukan perekatan di setiap lembar buku.
c.  Mutakhir dalam segi ide
            Hal yang merupakan mutakhir karya ini selanjutnya menurut saya adalah dalam hal ide atau gagasan Isaac Salazar dalam menciptakan karya tersebut. Menurut saya, ini adalah ide yang mutakhir dalam berkampanye tentang pentingnya buku-buku bacaan dalam menambah ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan buku cetak lawas tersebut melalui kata- kata motivasi yang sering digunakan Isaac Salazar dalam karyanya akan membangkitkan motivasi orang akan pentingnya buku sebagai bahan bacaan. Kemudian, ide kedua yang mutakhir lewat karya ini adalah ide dalam mendaur ulang barang-barang lawas yang tidak memiliki nilai fungsional lagi. Dari pada berujung di tempat sampah dan menambah pencemaran lingkungan maka akan lebih baik jika diciptakan dalam suatu karya seni yang bernilai artistik. Dengan penerapan ide tersebut maka diharapkan orang bisa juga menemukan ide lain untuk mendaur ulang sampah dengan objek yan berbeda.







REFERENSI











1 comment:

Desain Sistem Intruksional (System Intructional Design)

PENELITIAN DAN PENGEMBANAGAN (MENGURAIKAN DESAIN SISTEM INTRUKSIONAL MENURUT SEORANG AHLI DENGAN KALIMAT SENDIRI ) OLEH : SUKARD...