PENELITIAN
DAN PENGEMBANAGAN
(MENGURAIKAN
DESAIN SISTEM INTRUKSIONAL MENURUT SEORANG AHLI DENGAN KALIMAT SENDIRI )
OLEH :
SUKARDI
PPS UNM
DESAIN SISTEM INTRUKSIONAL
1.
Pengertian
Desain Sistem intruksional
Menurut Bela Banathy, penyusunan
Sistem Intruksional sebaiknya dilakukan melalui beberapa prosedur yang jelas.
Desain Sistem Intruksional menurut Bela Banathy adalah Hasil analisis terhadap kegiatan belajar
yang dilakukan dengan melakukan pengembangan rencana pembelajaran. Pengembangan ini dimulai
dari proses merumuskan tujuan yang kemudian digunakan untuk menganalisis
kegiatan belajar dan mengembangkan tes. Dari hasil desain sistem instruksional
dan pengembangan tes, kemudian dilaksanakan kegiatan evaluasi pembelajaran.
Hasil dari evaluasi pembelajaran tersebut kemudian digunakan untuk kegiatan
perbaikan. Keseluruhan proses tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik
dalam merumuskan tujuan.
2.
Model
pengembangan Desain Sistem Intruksional menurut Bela H. Banathy
Model Banathy dikembangkan pada tahun 1968 oleh Bela H. Banathy.
Model yang dikembangkannya ini berorientasi pada hasil pembelajaran, sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sistem, yakni pendekatan yang
didasarkan pada kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal
yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus
bekerja sama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.
Ada 6 tahap yang
menjadi model pengembangan Desain Sistem Intruksional Banathy. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut :
Pertama
adalah merumuskan tujuan (formulate objectives), yaitu merumuskan argumen
yang menyatakan bahwa apa saja yang diinginkan dari pelajar atau peserta didik
untuk dikerjakan, diketahui, dan dirasakan sebagai apresiasi atau pengalaman
dalam proses belajarnya. Pada tahap ini ada 2 tujuan yang ingin dicapai yakni
tujuan umum yang diharapakan dari peserta didik dalam jangka panjang dan tujuan
khusus yang lebih spesifik yang diharapkan dari siswa dalam jangka pendek.
Kedua,
mengembangkan tes ( develop test) yaitu dalam tahap ini dilakukan
pengembangan terhadap alat tes untuk mengukur tujuan yang telah diformulasikan
sebelumnya. Pengembangan alat tes ini harus berdasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan sebelumnya, dan digunakan untuk mengetahui kompetensi apa yang sudah
dicapai peserta didik dan seberapa tingkatan dapat dikuasai oleh peserta didik.
Setelah
mengembangkan tes selanjutnya adalah menganalisis kegiatan belajar (analyze
learning task), yaitu merumuskan apa yang sebaiknya dipelajari oleh peserta
didik sehingga dapat menunjukan tingkah laku yang bisa diharapkan nantinya. Dalam tahapan ini
sebaiknya karakteristik kemampuan awal peserta didik sudah dapat diketahui
dengan jelas oleh instruktur sehingga tidak akan terjadi kegiatan atau proses
yang dilakukan peserta didik adalah proses yang sudah dikuasi oleh peserta
didik sebelumnya.
Keempat
adalah mendesain sistem instruksional (design system) yaitu pada tahap ini
perlu mempertimbangkan beberapa kemungkinan alternatif dan identifikasi apa
yang seharusnya dikerjakan untuk
menjamin bahwa peserta didik akan menguasai beberapa kegiatan-kegiatan yang
telah dianalisis pada beberapa tahap sebelumnya.
Selanjutnya
adalah melaksanakan kegiatan dan
mengetes hasil (implement and test output) yaitu langkah utama yang sudah
dirancang sedemikian rupa atau pembelajaran yang sudah didesain, ditest, dan
diujicobakan sebelum dilaksanakan. Kemudian pada kegiatan yang dilaksanakan ini
maka akan diperoleh sistem yang perlu dikaji untuk disempurnakan.
Terakhir
adalah mengadakan perbaikan (change to improve), pada tahap ini, kita melakukan
umpan balik dari hasil-hasil yang diperoleh pada langkah sebelumnya. Dengan
berdasarkan data tersebut maka kemungkinan akan terjadi perubahan sistem atau memperbaiki
sistem pembelajaran jika diperlukan atau apabila terjadi sesuatu yang perlu
disempurnakan.
Bela
H. Banathy menyadari bahwa tujuan dari Sistem Intruksional adalah proses pembelajaran.
Dia menyadari bahwa lingkungan belajar adalah fokus yang sebenarnya,Oleh karena
itu pengaturan waktu bisa disesuaikan dengan kondisi belajar disebabkan kita
belajar pada tingkat waktu yang berbeda. Selain itu, peserta didik diharapkan
lebih berperan aktif dalam proses belajar dan Guru di sini berperan dalam
mengelola pengaturan lingkungan belajar yang efektif.
Banathy
kemudian membagi peran aktif peserta didik ini ke dalam dua jenis sistem pendidikan :
Yang
pertama adalah pelajar bereaksi terhadap peran aktif Guru. Guru memilih konten atau
materi pembelajaran yang menarik kemudian peserta didik bereaksi terhadap
materi tersebut. Proses pembelajaran guru dengan memberikan rangkaian
pembelajaran , sementara peserta didik secara pasif menghubungkannya. Sementara
itu, guru tidak memberikan dorongan dan batasan terhadap setiap respon siswa.
Pada
sistem yang kedua, peserta didik berperan aktif dalam memilih konten dan
pengalaman belajar sementara proses pemikiran peserta didik melibatkan
organisasi atau rangkaian konteks pembelajaran sehingga peserta didik lebih
kritis dalam belajar.
Pendekatan 2 jenis sistem pendidikan
ini bersifat multi-arah, karena tidak hanya memungkinkan umpan balik, namun
juga memberi strategi umpan balik untuk memilih pengalaman belajar. Dengan
demikian, sistem instruksional bersifat dinamis sehingga bisa lebih fungsional.
REFERENSI
http://www.nwlink.com/~donclark/history_isd/banathy.html _( diakses pada
12 agustus 2017)
http://www.academia.edu/28119790/MODEL_PENGEMBANGAN_INTRUKSIONAL/ _(diakses pada tanggal 12 Agustus 2017)
http://dony.blog.uns.ac.id/2010/05/31/persamaan-dan-perbedaan-model-pengembangan-instruksional/ _(diakses pada
tanggal12 Agustus 2017)
No comments:
Post a Comment