Sunday, December 31, 2017

ANALISIS KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI YANG MEMILIKI NILAI MUTAKHIR (Isu mutakhir seni rupa Bagian 3)

TUGAS MATRIKULASI
ISU MUTAKHIR SENI RUPA
(MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 3 DIMENSI YANG MEMILIKI NILAI MUTAKHIR)

TUGAS PEMBANDING







OLEH :
SUKARDI








PENDIDIKAN SENI RUPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Menganalisis (Mendeskripsikan ) Sebuah Karya 3 Dimensi Yang Memiliki Nilai-Nilai Kemuktahiran Sebagai Pembanding Tugas-Tugas Sebelumnya !

PEMBAHASAN

Sebagai mana yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa karya seni merupakan hasil penciptaan terhadap benda, termasuk karya sastra atau musik, yang mengandung nilai artistik maupun estetis dan merupakan barang orisinil yang bukan merupakan suatu barang salinan atau tiruan. Karya Seni berarti Unsur-unsur yang membentuk mekanis, seperti jenis, bukti, dan ilustrasi, Produksi benda-benda seni atau kerajinan, dan bisa juga berarti Benda jadi yang diproduksi.
Adapun pengertian tentang karya seni 3 dimensi (karya seni rupa 3 dimensi adalah seni rupa yang dibatasi dengan 3 sisi yaitu sisi panjang, sisi lebar dan tinggi atau dalam pengertiannya yaitu karya seni yang memilki volume dan ada di dalam sebuah ruang. Dalam bahasa sederhananya yaitu karya seni yang mempunyai volume dan menempati sebuah ruang. Sehingga unsur ruang inilah yang menjadi pembeda antara karya seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi. Selanjutnya seni 3 dimensi terus mengalami perubahan, baik dari sudut pandang, model ruang, pola berkarya hingga jenisnya.

Berikut ini merupakan karya yang mutakhir 3 dimensi menurut saya pada zaman sekarang ini yang kemudian akan diikuti dengan penjelasan alasan dibalik nilai-nilai kemuktahiran dari karya yang saya paparkan serta perbandingannya dengan karya 2 dimensi yang telah dibuat sebelumnya.

"Share Your Story" 
Displayed at the White in the East Garden Room for the Holiday Season  2013 
Karya : Isaac Salazar

A.           Deskripsi Karya 3 Dimensi
          Objek di atas merupakan karya dari seorang akuntan bernama Isaac G. Salazar. Isaac G. Salazar adalah seniman dari kreatif buku yang kemudian diolah menjadi barang-barang bernilai seni. Dia telah menciptakan ini sejak Oktober 2009. Sejak saat itu Isaac membuat banyak karya seni. Dia sangat sabar mengerjakan kesenian ini meskipun butuh waktu yang lama. Butuh waktu sekitar 3 hari untuk menyelesaikan karya yang sederhana dan sampai 2 minggu ketika bekerja dengan karya yang lebih rumit. Beberapa proyek membutuhkan potongan kecil dan beberapa buku mungkin disemprot untuk melindungi warnanya agar tidak pudar.
            Inspirasinya berasal dari banyak hal dan tempat - seperti browsing bagian buku bekas untuk judul yang menonjol baginya. Dia mencoba membuat korelasi antara judul buku dan simbol yang dia buat di dalam halaman mereka, seperti simbol daur ulang yang dibuat dalam buku berjudul "Dunia Tanpa Pohon".
            Dengan mengambil buku yang seharusnya berakhir di tempat pembuangan akhir dan mengubahnya menjadi seni, dia mendapat kepuasan sehingga hobinya bisa berkontribusi mengurangi sampah. Nama dan kata-kata khusus dalam buku-buku yang memiliki makna pribadi membuat banyak hadiah baginya. Dia jarang menggunakan buku baru, kecuali ditugaskan ke sana. Baru-baru ini dia telah berkelana ke logo dan simbol dan ingin mengejar objek ini lebih banyak lagi.
            Alasannya memilih buku sebagai media adalah benar-benar karena di zaman sekarang ini tablet teknologi berkembang, buku ini perlahan menjadi jenis yang mulai ditinggalkan dan juga mulai sekarat. Ada begitu banyak buku yang beredar di dunia ini sehingga sangat memalukan jika melihat "kanvas kosong" semacam itu dibuang menurutnya.
            Dengan mengubah buku-buku ini menjadi karya seni dan menampilkan kata-kata atau simbol yang mengilhami, dia merasa bahwa dapat memberikan kehidupan dan tujuan baru untuk buku-buku ini dan yang lebih penting memberi orang alasan untuk sekali lagi melihat-lihat buku dalam cahaya baru.
B.            Analisis berdasarkan aspek-aspek seni rupa

a.  Wujud
          Wujud visual karya seni rupa merupakan wadah sedangkan yang ada di dalamnya disebut isi. Apa yang dapat kita respons secara indriawi dari sebuah karya seni rupa adalah aspek wujud fisiknya. Feldman membedakan wujud visual menjadi bentuk dan struktur estetis. Bentuk adalah unsur seni rupa yang terbentuk karena unsur ruang dan volume. Sedang struktur estetis adalah konfigurasi suatu karya seni rupa sebagai keseluruhan hubungan dari unsur-unsur visual (titik, garis, bidang, warna, tekstur, cahaya, volume dan lain-lain) atau paduan unsur-unsur visual dengan unsur lain (gerak, bunyi dan lain-lain) yang ditata dengan pengaturan tertentu sehingga tercipta suatu keutuhan atau harmoni.
          Wujud dari karya di atas merupakan objek 3 dimensi yakni berupa buku- buku bekas yang tidak dipergunakan lagi. Penggunaan buku ke dalam kerajinan 3 dimensi tersebut menghasilkan karya yang sungguh memikat hati. Buku yang merupakan objek sederhana yang hanya berupa kotak dapat disulap menjadi karya seni 3 dimensi yang indah dan artistik berkat kreasi tangan dari isaac s. Salazar. Bentuk yang artistik dapat dilihat dari bentuk objek yang dihasilkan yang biasanya Isaac Salazar menggunakan kata-kata dan simbol dalam setiap karyanya
b.  Isi
          Isi atau ideoplastik adalah aspek ide gagasan atau tema yang ada dalam karya seni rupa. Makna dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. Makna denotatif bersifat objektif dan dipahami melalui pengamatan dan pikiran/rasio, sedangkan makna konotatif lebih besifat subjektif dan lebih berkaitan dengan perasaan serta makna simbolik/tersirat.
          Adapun ide gagasan dan tema yang sering dituangkan Isaac Salazar dalam karyanya adalah berupa kata- kata yang bisa memunculkan penafsiran sendiri bagi orang yang melihatnya. Dia sengaja menggambarkan objek kata-kata dalam karyanya untuk mengingatkan sesorang bahwa buku merupakan hal penting untuk dibaca dan bukan hanya sekedar pajangan yang jika tidka dibutuhkan lagi maka akan dibuang. Isaac Salazar Sengaja menciptakan karyanya berawal dari hobinya melipat-lipat buku kemudian dia terinspirasi dari Seni origami dari jepang kemudian diapun mencoba menciptakan karya dari buku-buku bekas. Berawal dari hobinya tersebut dia bisa menciptakan karya yang artistik yang kemudian diikuti oleh beberapa orang tertentu.
C.           Analisis berdasarkan unsur-unsur seni rupa
          Karya dia atas merupakan karya seni 3 dimensi di mana karya tersebut memiliki panjang, lebar, tinggi dan menempati satu ruangan tertentu. Meskipun wujud dari karya tersebut dinikmati dari depan saja namun tidak bisa dikategorikan 2 dimensi karena dapat kita lihat di karya bahwa objek tersebut memiliki bentuk dan kedalaman tertentu yang menyebabkan kerajinan tersebut masuk dalam kategori karya 3 dimensi.
          Menganalisis dari bentuk karya berdasarkan unsur-unsur seni rupa seperti garis bahwa aplikasi garis dalam kerajinan tersebut bersifat semu artinya garis terbentuk dari perpotongan antara objek pada karya dengan bidang yang sekaligus juga merupakan objek keseluruhan dari karya.
          Dari segi tekstur sudah dapat kita tebak bahwa teksturnya sesuai dengan pengamatan secara langsung. hampir sama dengan tekstur buku pada umumnya yang terkesan halus tapi untuk yang terdapat pada karya, teksturnya agak sedikit kasar karena bagian dari setiap halaman pada karya tersebut dilakukan pelipatan yang memunculkan sedikit kesan kasar akibat dari pertemuan setiap ujung-ujung buku. Untuk segi warna objek mengikuti warna dasar dari objek yang akan dibuat yaitu warna buku pada umumnya.
D.           Analisis berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa
          Dari segi kesatuan (unity) karya di atas memiliki pertautan yang saling berkaitan satu sama lain. Meskipun terdiri dari 3 buku akan tetapi ketiganya memiliki keterikatan sehingga bisa dihitung sebagai sebuah karya saja. Jika dibaca keseluruhan objek di atas maka akan berbunyi “Share Your Story” yang berarti bagikan cerita kamu. Karya seni ini sengaja dipajang di sudut suatu tempat wisata sebagai bahan objek artistik sekaligus sebagai bahan sapaan bagi pengunjung objek wisata tersebut.
          Dari segi keselarasan ( harmoni) dan irama (rhytm) karya seni tersebut terlihat sangat selaras dengan bentuk jenis huruf yang diterapkan pada objek dan irama yang harmoni berkat pemilihan jenis huruf yang indah dan cukup mudah untuk dibaca. Sedangkan penekanannya (kontras) terlihat cukup jelas di mana dapat dilihat dari tingkat kedalaman setiap huruf dengan bidang cukup dalam sehingga mudah untuk dibaca.
          Untuk proporsi dan keseraian pada objek kerajinan tersebut cukup baik posisinya dimana penempatan setiap hurup sudah ada pada perbandingan yang tepat, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil jika di skalakan dengan objek. Sedangkan untuk komposisinya tidka banyak yang bisa diharapakan karena karya seni ini hanya diolah dari buku-buku bekas tanpa menambahkan aksesoris tertentu.
E.            Analisis berdasarkan teknik pembuatan.
          Karya seni ini menggunakan buku-buku bekas yang tidak dipergunakan lagi. Isaac S. Salazar memanfaatkan buku-buku tersebut dan mengelolahnya menjadi karya seni yang bernilai artistik dan juga memiliki nilai jual tertentu.
          Proses pembuatan karyanya dimulai dari pembuatan desain, baik itu desain manual menggunakan peralatan tulis-menulis maupun menggunakan program komputer seperti ms. Office atau pengelola grafis seperti corel draw atau photoshop. Namun untuk pembuatan karya dari Isaac Salazar kebanyakan menggunakan cara manual dalam membuat karyanya. Penggunaan komputer dalam karya tersebut baru setelah kebanyakan orang mencontek dalam mengikuti membuat karya yang mirip dengan karya Isaac Salazar.
          Bentuk tulisan sengaja didesain sesuai dengan bentuk objek yang akan diwujudkan. Perhitungan yang cermat mulai dilakukan dengan melakukan pembagian disetiap hurup berdasarkan jumlah lembar pada buku tersebut yang akan ditempati sebagai penempatan aplikasi tulisan. Setelah semuanya selesai dengan perhitungan yang matang, maka dimulailah pelipatan dari awal sampai akhir.
          Dalam pelipatan apabila terdapat huruf yang lebih rumit maka dilakukan pelipatan silang dengan maksud dapat memunculkan setiap objek dan terbentuk huruf yang sempurna . Apabila memunculkan objek yang dalam maka dilakukan pengguntingan. Proses pengerjaan dilakukan seteliti dan secermat mungkin sehingga terciptalah karya yang artistik dan indah.
F.            Analisis berdasarkan makna karya 3 dimensi.
          Setiap orang kadang memiliki cara unik tersendiri dalam mengelola suatu karya sehingga bernilai seni. Ada yang sekedar hobi dalam menciptakan suatu karya untuk kepuasan batin tersendiri namun ada juga yang menciptakan karya untuk bisa bernilai manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain.
          Namun karya yang diciptakan oleh Isaac Salazar ini adalah perpaduan antara kepuasan batin dan manfaat yang bisa dihasilkan dari setiap karyanya. Dia menciptakan karya atas keprihatinan bahwa buku sudah mulai dianaktirikan seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju sehingga kebayakan orang lebih memilih untuk menggunakan teknologi seperti tab dan smartphone dalam membaca setiap informasi.
          Adapun makna dari penciptaan setiap karya kerajinan yang telah digelutinya yakni pemberian contoh untuk setiap bahan produk yang tidak digunakan lagi untuk bisa didaur ulang. Buku merupakan salah satu contoh produk yang apabila telah lawas maka orang sudah tidak mau menggunakannya lagi. Maka dari itu Isaac Salazar membuat satu inovasi untuk mendaur ulang buku-buku tersebut sehingga bernilai artistik. Kedua, Kemajuan teknologi semakin menjauhkan manusia dari cara-cara manual seperti menggunakan buku sebagai bahan bacaan. Padahal buku lebih memiliki nilai yang tinggi dalam hal pembelajaran. Alasannya dengan bku kita bisa fokus membaca setiap informasi dan ilmu yang ada di dalamnya. Beebeda dengan teknologi smartphone ataupun tablet yang lebih banyak mengandung sisi negatif seperti hilangnya fokus ketika membaca setiap informasi dan sosial media tiba-tiba masuk lain lagi dengan radiasi dari perangkat elektronik serta kegunaan portabilitas tersebut tidak bisa digunakan ketika baterainya habis.
G.           Analisis Analisis nilai-nilai kemuktahiran dalam karya 3 dimensi.
          Karya 3 dimensi di atas merupakan kaya yang mutakhir. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan saya mejadikan karya tersebut adalah salah satu karya yang mutakhir adalah sebagai berikut :
a.  Mutakhir dari teknik Pembuatan
Teknik dalam pembuatan karya diatas sangat berbeda menurut saya dari pada menciptakan karya-karya seni kriya lainnya. Karya tersebut menggunakan teknik aplikasi dalam setiap penciptaan karyanya yakni proses melipat setiap bagian lembar kertas disertai dengan pengguntingan bagian tertentu. Kemudian dlam penciptaan karya memakan waktu yang cukup lama yakni sebuah buku untuk objek sederhana memerlukan waktu minimal 2 hari dan untuk karya yang rumit memerlukan waktu hingga berminggu-minggu. Selain itu hal yang menjadikan karya tersebut semakin kompleks adalah dilakukan dengan teliti dan cermat serta dengan perhitungan sistematis baik menggunakan cara manual maupun elektronik. Perhitungan yang cermat dengan setiap huruf yang disesuaikan dengan jumlah lembar pada kertas yang telah dihitung sebelumnya serta waktu yang cukup lama menjadikan karya ini mutakhir menurut saya dalam hal teknik.


b. Mutakhir dalam ketidaklaziman
            Kedua adalah mutakhir ketidaklaziman yang mana telah kita ketahui bahwa buku seharusnya merupakan bahan bacaan untuk menambah ilmu dan pengetahuan tapi berdasarkan karya ini buku tidak lagi sebagai bahan bacaan tetapi hanya berfungsi sebagai barang seni yang artistik buku tersebut tidak bisa lagi digunakan untuk membaca karena sudah dilakukan perekatan di setiap lembar buku.
c.  Mutakhir dalam segi ide
            Hal yang merupakan mutakhir karya ini selanjutnya menurut saya adalah dalam hal ide atau gagasan Isaac Salazar dalam menciptakan karya tersebut. Menurut saya, ini adalah ide yang mutakhir dalam berkampanye tentang pentingnya buku-buku bacaan dalam menambah ilmu pengetahuan. Dengan menggunakan buku cetak lawas tersebut melalui kata- kata motivasi yang sering digunakan Isaac Salazar dalam karyanya akan membangkitkan motivasi orang akan pentingnya buku sebagai bahan bacaan. Kemudian, ide kedua yang mutakhir lewat karya ini adalah ide dalam mendaur ulang barang-barang lawas yang tidak memiliki nilai fungsional lagi. Dari pada berujung di tempat sampah dan menambah pencemaran lingkungan maka akan lebih baik jika diciptakan dalam suatu karya seni yang bernilai artistik. Dengan penerapan ide tersebut maka diharapkan orang bisa juga menemukan ide lain untuk mendaur ulang sampah dengan objek yan berbeda.







REFERENSI











Saturday, December 30, 2017

Analisis Karya Seni rupa yang memiliki nilai mutakhir (Isu Mutakhir Seni Rupa Bagian 2)

TUGAS MATRIKULASI
ISU MUTAKHIR SENI RUPA
(MENGANALISIS KARYA SENI RUPA 2 DIMENSI YANG MEMILIKI NILAI MUTAKHIR)









OLEH :
SUKARDI









PENDIDIKAN SENI RUPA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


Menganalisis (Mendeskripsikan ) Sebuah Karya 2 Dimensi yang memiliki nilai-nilai kemuktahiran !

PEMBAHASAN

            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Karya berarti  hasil ciptaan yang bukan saduran, salinan, atau terjemahan; serta juga merupakan hasil ciptaan yang bukan tiruan. Sedangkan Seni berarti halus (tentang rabaan); kecil dan halus; tipis dan halus. Seni sendiri berasal dari bahasa sansekerta (sani) yang berarti ‘pemujaan, persembahan dan pelayanan’. Jadi, kata tersebut punya kaitan yang erat dengan upacara keagamaan yang disebut juga dengan ‘kesenian’. Dari penjabaran beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa seni adalah hasil dari aktifitas batin yang kemudian direfleksikan dalam bentuk suatu karya yang kemudian mampu membangkitkan perasaan senang dari orang lain yang melihat atau mendengarnya.
Karya Seni berarti Unsur-unsur yang membentuk mekanis, seperti jenis, bukti, dan ilustrasi, Produksi benda-benda seni atau kerajinan, dan bisa juga berarti Benda jadi yang diproduksi. Menurut Wikipedia Karya Seni merupakan barang fisik yang estetis atau ciptaan artistik. Terlepas dari "karya seni", yang dapat digunakan untuk karya apa pun yang dianggap sebagai seni dalam arti luas, termasuk karya sastra dan musik, istilah ini berlaku terutama untuk bentuk seni visual portabel yang nyata. Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa Karya Seni Adalah hasil penciptaan terhadap benda, termasuk karya sastra atau musik, yang mengandung nilai artistik maupun estetis dan merupakan barang orisinil yang bukan merupakan suatu barang salinan atau tiruan.
Karya Seni rupa 2 dimensi adalah karya seni rupa yang memiliki batas dua sisi, yaitu sisi panjang dan sisi lebar. Seni rupa 2 dimensi tidak memiliki ruang karena tidak memiliki ketebalan atau ketinggian. Karya seni rupa pada zaman sekarang ini semakin mutakhir. Ada beberapa hal yang menyebabkan semakin mutakhir yaitu mulai dari  pengaruh arus globalilasi, peralatan yang semakin canggih dan akulturasi budaya. Kemutakhiran terhadap karya seni rupa dapat dilihat dari beberapa sisi yakni kemutakhiran dari sisi kebaruan, kemutakhiran dari sisi waktu, teknik yang digunakan, sisi model yang diterapkan, ataupun dimensi terhadap karya tersebut.


Berikut ini merupakan karya yang mutakhir menurut saya pada zaman sekarang ini yang kemudian akan diikuti dengan penjelasan alasan dibalik nilai-nilai kemuktahiran dari karya yang saya paparkan.


Master in focus,
Karya : Sandesh S Rangnekar

Lukisan di atas merupakan karya terbaru seorang seniman asal India bernama Sandesh S. Rangnekar. Ia melukis karyanya di atas lembaran daun yang cukup lebar. Daun itu bernama daun peepal. Seni, dalam berbagai bentuknya, selalu menjadi titik fokus dalam kehidupan Sandesh Rangnekar. Dia tidak asing lagi dengan Timur Tengah karena ia telah menghabiskan lebih dari 14 tahun di Oman, Dubai dan Bahrain. Namun, itu adalah Kesultanan Oman dan keindahan yang tenang dari negara ini yang memenangkannya. Dia saat ini bekerja sebagai Creative Director di media dan publishing house.
Sandesh merupakan seniman kreatif yang mampu menciptakan lukisan unik di atas daun kering. Tak hanya kreatif, hasil karya pria muda ini dinilai sangat mengagumkan dan bikin terpesona. Lukisan karyanya ini memiliki desain yang begitu mengesankan dengan polesan warna yang sangat rapi dan tekstur yang lembut. Sandesh S. Rangnekar menggunakan cat air untuk menghasilkan lukisan miniaturnya. Potret selebritis artis lainnya termasuk Ratu, Michael Jackson dan gambar ikonik aktris Marilyn Monroe yang memegang bajunya saat ia meledak popularitasnya. Dia berkata: "Lukisan air air hidup dilakukan pada daun peepal kering. " Untuk mendapatkan gambaran tentang betapa sulit dan lamanya membuat seni di atas daun ini, pertama-tama Anda harus tahu tentang daun peepal. Daunnya memiliki arti penting karena pendiri Buddhisme, Siddhartha Gautama, dikatakan telah duduk di bawah pohon daun peepal saat ia tercerahkan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

Lukisan Michael Jackson dan aktris Marilyn Monroe

Sandesh mencintai seni lukis di atas daun kering sejak usianya masih 10 tahun. Awalnya, ia mengenal lukisan ini dari sang ayah, Sadashiv G Rangnekar. Sang ayah juga merupakan pelukis ternama India yang melukis di daun kering yakni daun peepal. Kagum pada lukisan sang ayah, Sandesh pun mulai belajar melukis. Ia meminta sang ayah agar mengajarinya. Perlahan tapi pasti, pria muda ini akhirnya berhasil menciptakan lukisan-lukisan mengagumkan di atas daun kering. Dan kini, karyanya telah diakui sebagai karya seni yang begitu mengesankan dan bernilai seni tinggi.
Daun hijau peepal membutuhkan waktu sekitar 40 hari pengolahan sebelum digunakan sebagai media lukisan. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan kulit daun yang hijau sehingga hanya jaring bersih tembus pandang. Untuk melakukan itu, seniman menyimpan daunnya di air selama lebih dari sebulan, dan kemudian dengan lembut menyisir kulit dengan sikat dan jari mereka.
Proses mengubah daun peepal hijau menjadi daun bersih tipis membutuhkan waktu 30-40 hari dan lukisan Sandesh membutuhkan waktu hingga dua hari untuk menyelesaikannya. Setiap daun direndam dalam air selama beberapa hari sebelum bisa dicat.
Lukisan pada daun peepal adalah pekerjaan yang sulit, yang menurut Sandesh membutuhkan kecerdikan dan kesabaran dari sang seniman. Sandesh, yang bekerja sebagai Creative Director di sebuah media dan penerbit di Oman, tidak dapat menggunakan pensil untuk menggambarkan lukisannya karena tekanannya bisa merobek daunnya.
Begitu kanvasnya siap, Sandesh S. Rangnekar menggunakan sikat ujung halus untuk melukis dengan cermat potret rinci dari berbagai ikon pada mereka, proses melelahkan yang biasanya memakan waktu sekitar dua hari per karya seni. Bentuk kesenian ini membutuhkan ketepatan dan kesabaran, namun hasil akhirnya lebih berharga daripada semua pekerjaan. "Kehidupan daun tergantung bagaimana Anda melestarikannya. Itu harus dibingkai meskipun, jika Anda tetap buka, debu akan mengisinya dan lukisannya akan hilang, Anda tidak bisa membersihkan sehelai daun, " Tuturnya.
Untuk membuat lukisan di atas daun peepal kering sendiri tidaklah mudah. Selain Sandesh perlu mengeringkan daun sedikitnya selama 1 bulan juga daun itu selanjutnya harus direndam di dalam air agar teksturnya jadi makin kuat dan baik. Serat-serat pada daun harus dibersihkan dengan sangat hati-hati agar teksturnya jadi halus dan lembut. Setelah melalui proses yang panjang, daun peepal yang telah siap bisa dimanfaatkan sebagai media lukis.
Agar lukisan di daun peepal keringnya tak mudah rusak, Sandesh harus menaruh lukisan tersebut di dalam bingkai kaca. Lukisan yang dibuat pria ini sangat bermacam-macam. Lukisan tersebut mulai dari lukisan wajah artis Bollywood maupun Hollywood, tokoh agama setempat, pahlawan nasional, replika lukisan ternama dunia, lukisan pemandangan, lukisan tanaman dan masih banyak lagi.
A.    Analisis Deskriptif Lukisan
a.      Analisis berdasarkan unsur-unsur seni rupa
Seni rupa dibangun dari beberapa unsur yang saling membentuk suatu kesatuan padu sehingga dapat dinikmati secara utuh. Unsur-unsur seni rupa merupakan unsur yang digunakan untukmewujudkan sebuah karya seni rupa.
a)      Titik dan garis
Kesan titik dan garis yang terdapat pada lukisan di atas berjudul “Master in Focus” terdapat dua jenis, yakni kesan dan garis yang muncul karena penggambaran objek sendiri dan kesan yang muncul karena objek itu sendiri yang merupakan media lukisan. Kesan garis dari objek terkesan sangat tegas akibat dari pengolahan daun peepal yang merupakan urat-urat daun sedangkan kesan garis dan titik dari objek lukisan terkesan halus yang sengaja dibuat sipencipta untuk memunculkan lukisan yang realis.
b)      Bidang dan bentuk
Bidang yang digunakan pada lukisan tersebut adalah Daun Peepal yang merupakan daun yang bersejarah bagi orang India. Bidang tersebut berbentuk tak beraturan di mana bagian bawahnya cenderung lebih melebar dan semakin ke atas bentuk bidangnya semakin meruncing. Namun bidang jenis ini memiliki karakter sendiri dimana lebih berwujud artistik
c)       Tekstur
Tekstur merupakan sifat permukaan sebuah benda. Sifat permukaan dapat berkesan halus, kasar, kusam, mengkilap, licin, berpori dan sebagainya. Kesan-kesan tersebut dapat dirasakan melalui penglihatan dan rabaan. Tekstur pada lukisan tersebut bersifat maya, artinya kesan permukaan pada lukisan berbeda dengan apa yang disaksikan oleh mata. Jika kita melihat lukisan tersebut, urat-urat pada lukisan tersebut seakan timbul bila disentuh namun sebenarnya permukaan lukisan tersebut sudah halus karena sudah diolah sehingga daunnya menjadi rata dan halus.
d)     Warna
Warna adalah salah satu unsur seni rupa yang membuat suatu ciptaan para seniman terasa hidup dan lebih eksresif. Lukisan di atas memiliki latar belakang warna yang cenderung gelap dimana background dari lukisan tersebut yaitu perpaduan antara warna hitam dan hijau gelap meskipun sedikit dihiasi dengan kesan cahaya. Sedangkan objek lukisannya merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang. Ini sengaja diciptakan oleh pelukis untuk menimbulkan kesan tersendiri pada lukisannya yakni kesan cahaya. Pada lukisan tersebut seseorang dengan kulit tampak hitam dengan menggunakan pakaian putih sedang fokus menatap bola yang ada di depannya dan bersandar pada sebuah kayu yang berwarna hitam. Nampaknya merupakan suatu alat tapi tidak jelas ditampilkan dalam lukisan. Pertemuan antara kesan warna yang tegas antara dominasi hitam dan putih seakan merupakan isyarat dari penulis untuk mempertegas lukisannya sehingga bisa nampak makna dari lukisan tersebut.

b.      Analisis berdasarkan Prinsip seni rupa
a)      Kesatuan (unity)
Prinsip kesatuan adalah pertautan bagian-bagian dalam sebuah karya seni rupa. Elemen-elemen pada lukisan tersebut saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi yang bagus dan serasi. Seseorang yang tampak menatap sebuah bola dengan tangan yang siap menjemput bola tersebut membuat irama lukisan tersebut sangat menyatu.
b)      Keselarasan (harmony)
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan di lukisan tersebut muncul dengan adanya kesesuaian, kesamaan, dan tidak bertentangan. penataan bentuk, teksture, atau warna-warna yang berdekatan pada lukisan membuatnya tampak selaras.
c)       Penekanan (kontras)
Prinsip penekanan adalah kesan dimana diperoleh karena adanya dua unsur yang berlawanan. Perbedaan yang mencolok pada warna, bentuk, dan ukuran di lukisan memberikan kesan yang tidak monoton. Seperti kita lihat di lukisan pencampuran antara warna hitam dan warna putih yang berkesan cahaya memberikan warna kontras yang menyejukkan bila di pandang.
d)     Irama (rhytm)
Prinsip irama adalah pengulangan satu atau beberapa unsur secara teratur dan terus-menerus. Susunan atau perulangan prinsip dari unsur-unsur rupa yang diatur, berupa susunan garis, susunan bentuk atau susunan variasi warna. Untuk jenis pengulangan unsur-unsur pada lukisan beraneka macam jenisnya, baik itu sekadar variasi warna, perbedaan garis dan juga variasi bentuk yang beragam namun tetap diulang dengan teratur dan terstruktur.
e)      Gradasi
Gradasi merupakan susunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai warna yang digunakan di dalam karya seni secara berangsur angsur. Background pada lukisan di atas bergradasi dari hijau, hijau tua kemudian ke warna hitam sedangkan objek lukisan kebayakan gradasi langsung dari warna hitam ke putih atau sebaliknya.
f)       Proporsi
Prinsip proporsi atau kesebandingan yaitu membandingkan bagian-bagian kesenian satu dengan bagian lainnya secara keseluruhan. Prinsip ini bertanggung jawab membandingkan antara tubuh manusia  dengan dengan sebuah bola kecil yang sedang ditatapnya sehingga terlihat selaras dan enak dipandang. Selain itu proporsi ini juga berperan membandingkan anatomi tubuh pada seseorang di lukisan yang nampak menghadap ke samping sehingga terlihat enak dilihat.
g)      Komposisi
komposisi berhubungan dengan penyusunan unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi susunan yang teratur, serasi, sehingga menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan untuk menampilkan ekspresi. Pada lukisan di atas ada beberapa yang menjadi komposisi diantaranya manusia yang sedang memakai baju putih dan gelang berpangku pada sebuah kayu yang nampaknya merupakan suatu alat namun tidak jelas ditampilkan pada lukisan dan sebuah bola didepannya. Susunan komposisi ini menurut saya sudah serasi dan teratur meskipun dengan objek yang sederhana.
h)      Keseimbangan (balance)
Prinsip keseimbangan adalah kesan yang didapat dari suatu susunan kesenian dimana diatur sedemikian rupa sehingga terdapat daya tarik seni yang sama pada tiap-tiap sisi susunan. Berkaca pada lukisan di atas menurut saya cukup seimbang. Alasanya sederhana yakni posisi manusia yang sedang menghadap ke arah ruang kosong pada media lukisan meskipun si objek manusia tersebut berada di pinggir. Keseimbangan terlihat jelas dengan adanya kerakan tangan yang ingin menangkap bola kecil yang ada di pinggir lukisan yang bersebrangan dengan si objek manusia.
c.       Analisis berdasarkan Makna
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension).
Makna yang terkandung dalam sebuah karya seni merupakan representasi seorang seniman dalam melihat hal yang akan ditawarkan kepada dunia luar, yaitu penikmat, publik, atau masyarakat umum. Seorang kolektor atau penikmat dalam sebuah pameran tentunya akan bertanya tentang makna yang terkandung dalam karya-karya yang dipamerkan. Hal itu merupakan bagian dari komunikasi antara penikmat dan karya seni sehingga akan muncul pemahaman dalam diri penikmat seni tersebut.
Untuk melihat keunikan-keunikan tersebut, dapat kita melihatnya dalam karya seni yang dihasilkan oleh Sandesh S Rangnekar berjudul “ Master In Focus”. Menganalisis judul dari lukisan tesebut dapat kita telaah yang pertama adalah Master, di mana kita tahu master berarti  yang utama dan yang paling tinggi di antara yang lain. Pencipta lukis ingin menggambarkan sesuatu yang paling tinggi dan utama pada lukisannya. Kemudian, kedua arti dari focus adalah konsentrasi penuh terhadap 1 tujuan. Dimanapun sebenarnya kita butuh untuk fokus. Baik itu di dunia nyata dan lebih-lebih di dunia online (Internet) yang saat ini di ibaratkan seperti hutan belantara. Dengan menggabungkan kedua arti dari kata tersebut dapat kita menarik maksud dari lukisn tersebut yakni pelukis ingin menggambarkan tingkatan utama dan tertinggi dalam melakukan focus atau konsentrasi penuh pada suatu urusan.
Selanjutunya kita akan menganalisis makna sesuai dengan objek pada lukisan. Pada lukisan tersebut, seseorang dengan ekspresi serius sedang menatap bola di depannya dengan mata yang sangat tajam dan serius disertai dengan tangan yang terangkat. Dari mimik tubuhnya seakan manusia pada objek lukisan tersebut ingin menangkap bola yang berada di depannya. Dengan memperhatikan secara seksama, seakan-akan bola tersebut mengarah secara bergerak ke hadapan si objek manusia sehingga orang tersebut dengan sigap mengangkat tangannya dan ingin menjemput bola tersebut.
Berdasarkan analisis tersebut, sipencipta lukisan seakan-akan mengajak kita untuk bisa selalu fokus dalam mendapatkan suatu tujuan. Baik itu tujuan yang mudah ditempuh yang dalam hal ini bola yang sedang diam, apalagi tujuan yang sulit untuk dicapai yang juga dalam hal ini adalah bola yang seang bergerak. Kita dituntut sebaiknya untuk selalu fokus dalam mengatasi setiap masalah dan bersungguh-sungguh fokus dalam mencapai suatu tujuan yang diharapakan.

B.     Analisis Kemutakhiran Lukisan
Adapun yang menjadikan lukisan mutakhir menurut saya adalah mutakhir dari sisi model. Lukisan Sandesh R. Rangnaker memiliki model yang sangat unik, yakni lukisan artistik yang berada di atas daun peepal. Daunnya memiliki bentuk yang indah karena mereka lancip ke titik jarum. Model yang unik dan artistik tersebut menimbulkan takjub orang yang melihatnya sehingga menjadi karya yang mutakhir.
Kemutakhiran yang kedua menurut saya adalah mutakhir dari sisi bahan dalam menciptakan karyanya tersebut. Daun pepal adalah Daun yang memiliki arti khusus bagi umat Budha, karena pendiri Buddhisme, Siddhartha Gautama, telah duduk di bawah pohon peepal saat ia tercerahkan, lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Daun peepal juga digunakan untuk menulis sebelum kertas ditemukan. Hal yang menjadikan mutakhir dari segi bahan ini yakni penggunaan daun pepal dalam media lukisan yang memiliki objek terkini. Lukisan yang dibuat pria ini sangat bermacam-macam. Lukisan tersebut mulai dari lukisan wajah artis Bollywood maupun Hollywood, tokoh agama setempat, pahlawan nasional, replika lukisan ternama dunia, lukisan pemandangan. Perpaduan antara media lukisan yang telah lama dikenal dengan objek terkini menyebabkan lukisan ini menjadikannya lukisan yang mutakhir.
Kemutakhiran yang ketiga menurut saya adalah mutakhir dari sisi Teknik dalam menciptakan karyanya tersebut. Daun hijau peepal membutuhkan waktu sekitar 40 hari pengolahan sebelum digunakan sebagai media lukisan. Proses mengubah daun peepal hijau menjadi daun bersih tipis membutuhkan waktu 30-40 hari dan lukisan Sandesh membutuhkan waktu hingga dua hari untuk menyelesaikannya.  Untuk melakukan itu, seniman menyimpan daunnya di air dan kemudian dengan lembut menyisir kulit dengan sikat dan jari mereka. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan kulit daun yang hijau sehingga hanya jaring bersih tembus pandang. Waktu pengolahan media lukisan yang lama dan proses pengerjaan yang cukup rumit dimana butuh ketelitian yang tinggi serta kehati-hatian menjadikan karya ini mutakhir menurut saya.

REFERENSI

            http://carajuki.com/pengertian-seni/
            https://www.instagram.com/srangnekar01/    
            https://kbbi.web.id/

Desain Sistem Intruksional (System Intructional Design)

PENELITIAN DAN PENGEMBANAGAN (MENGURAIKAN DESAIN SISTEM INTRUKSIONAL MENURUT SEORANG AHLI DENGAN KALIMAT SENDIRI ) OLEH : SUKARD...